Pemerintah yang bener dong! Rakyatnya?

FELLOWSHIP

Selamat malam teman-teman,

Aku mau sedikit bercerita nih tentang salah satu alur cerita menarik dari anime keren One Piece, ya! Alabasta Arc.

Disini Oda (mangaka One Piece) sepertinya mengambil plot cerita yang mirip dengan negara Timur Tengah di dunia kita. Ditunjukkan bagaimana Alabasta yang mirip dengan "Arab", adanya piramida, dan negeri padang pasir.

Dengan latar tersebut, diceritakan bahwa negeri ini merupakan negeri yang makmur dengan raja yang bijaksana dan dapat dipercaya memimpin negeri tersebut. Namun keadaan berubah, tatkala sejumlah kota mengalami kekeringan karena tidak turun hujan selama 3 tahun lamanya.

Paman Toto, Ayah Koza
Meski begitu, sebagian besar rakyat masih sangat percaya pada rajanya. Namun, bermula dari Koza, yang tak tahan melihat banyak kota terkubur pasir dan  tak berpenghuni lagi, mulai menaruh kecurigaan pada raja.

Bukan tanpa alasan, karena hanya di ibukota Alabasta, Alubarna, saja hujan itu turun. Dan tanpa istana ketahui ditemukan Dance Powder--serbuk penurun hujan instan  pada suatu kota namun memiliki efek samping negatif bagi kota tetangganya--di ibukota Alabasta.

Kecurigaan pun tumbuh menjadi gerakan besar pemberontakan kepada istana, dengan Koza sebagai pemimpinnya. Sampai pada suatu waktu, fitnah kepada raja pun merebak ke seluruh penjuru negeri dan pasokan senjata pun terpenuhi. Peperangan pun pecah di Alubarna.

Rupanya skenario itu--mulai dari kekeringan, fitnah raja, dan pemasok senjata perang--bermula dari hembusan jahat antagonist sebenarnya, Sir Crocodile, pemimpin organisasi gelap Baroque Works, dengan ambisinya untuk menguasai Alabasta. Untungnya, Crew Mugiwara hadir disana dan menyelesaikan biang masalah dengan baku hantam, selesai.

Dalam alur cerita ini, scene dimana Paman Toto berkata "Jangan Curiga, Koza" sangat menarik bagiku. Dan bagaimana pemberontakan kepada raja tidaklah menjadi solusi. Namun, di sisi lain kecintaan pada negeri, empati dan bertahan atas dasar kecintaan itu menjadi kunci penting rakyat bisa survive di tengah krisis.

Dimana seorang muslim juga diminta Allah untuk menjauhi prasangka, karena sebagian prasangka itu menghantarkan pada keburukan.

Mungkin ini juga sebab bagaimana dalam Islam, ketaatan pada pemimpin menjadi salahsatu tanda keimanan seorang Muslim. Melarang pemberontakan dan meminta kita untuk bersabar.

Berbicara tentang Sabar, di tengah aku menulis ini pun, aku teringat tentang konsep Sabar yang dipegang oleh Pak Syarif, dimana bukan hanya kita menerima kenyataan, namun kita berupaya segigih dan semaksimal mungkin mewujudkan perbaikan dengan jalan yang Allah ridhoi.

Menarik untuk diyakini, bahwa untuk mewujudkan negara yang makmur, bukan hanya dibutuhkan pemerintahan yang andal, tapi juga rakyat yang andal.

Rakyat yang mempercayai pemimpinnya..
Rakyat yang taat pada pemimpinnya..
Rakyat yang dapat bekerjasama dan giat bekerja segiat pemimpinnya bekerja..
Rakyat yang sabar dan mengupayakan perbaikan bagi negerinya.. kapanpun dan bagaimanapun..
Itulah seni keahlian mengikuti (dipimpin) -- FELLOWSHIP.

Komentar

POPULER

Sehat raga, Sehat jiwa?

Kontribusiku untuk Indonesia