Sehat raga, Sehat jiwa?
PSIKOSOMATIK
Selamat siang teman-teman,
Bicarain kehidupan yuk, hehe..
Hidup itu memang membingungkan ya,
Hidup itu memang membingungkan ya,
Persepsi mempengaruhi segalanya,
Dari mulai bagaimana tenaga kita bisa saja ter-recharge sedemikian cepatnya meskipun hanya mengobrol dengan sahabat kita, atau
Sampai pada masa kita merasa sangat rindu-rindunya pada keluarga atau sahabat kita, padahal belum berselang sebulan atau seminggu kita bersua dengan mereka.
Well, bagaimana pun itu, patut untuk kita selalu syukuri,
Karena sangkaku begitulah Allah ciptakan dunia ini agar setidak-membosankan itu untuk kita,
Namun, tentu selain nikmat, hal itu pula menjadi tantangan bagi kita, makhluk ciptaan-Nya,
Bisakah kita terlepas dari keterlenaan belenggu dunia, padahal rumah sejati kita bukanlah disini.
Oke, intronya segitu dulu aja wkwk..
Balik lagi ke judul "Psikosomatik"
-----------------------------------------------
Lalu apa sih psikosomatik ini, thin?
Psikosomatik sendiri berasal dari kata psyche yang berarti pikiran (mind) dan somatic yang berati tubuh atau badan (body).
Sehingga Gangguan psikosomatik adalah kondisi dimana sejumlah konflik psikis atau psikologis dan kecemasan menjadi sebab dari timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah atau justru membuat semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.
sumber: website Yankes Kemenkes
Apalagi dalam kepungan wabah yang menyelimuti Indonesia bahkan dunia kini, nampaknya gangguan psikosomatik menjadi hal yang rentan untuk kita alami. Suhu badan agak anget dikit, panik. Padahal sebelumnya motor-motoran kehujanan, lumayan anget, pikir kita obatnya hanya lekas mandi, makan, lalu tidur. Atau batuk dan pilek sedikit, panik. Padahal memang cuaca saat ini yang pancaroba ditambah saat ini berlokasi di Bandung utara yang memang bawaan hawanya bahkan lantai keramik pun selalu dingin.
Btw, gangguan psikosomatik ini GEJALA FISIK-nya BERAGAM ya, dan belum tentu dengan riwayat penyakit yang sama atau kekhawatiran akan suatu hal yang sama menimbulkan gejala fisik yang sama di setiap orang, tapi beberapa yang sering muncul itu diantaranya:
- Berkeringat
- Bernafas dengan cepat
- Gemetar
- Jantung berdebar
- Sakit kepala
- Tubuh meriang
- Tenggorokan gatal, dsb.
Di tengah-tengah pandemi yang sedang memuncak-muncaknya ini, gangguan psikosomatik ini berpotensi meresahkan banget guys, ga cuma untuk diri sendiri atau keluarga terdekat, tapi bisa juga sampe sekampung gempar, karena dikiranya gejala virus corona.
Sampai-sampai aku mendapati kabar dari temanku,
Ini bukan lagi gangguan biasa guys, bahkan menurutku ini adalah penyakit sebenarnya yang timbul dari ketercekaman dan kepanikan imbas dari pandemi ini. Dan sama pentingnya dengan penyakit lainnya, gangguan psikosomatik ini pun penting untuk kita upayakan pencegahan dan kesembuhannya.
Lalu bagaimana mencegahnya dong, thin?
Yauda, JANGAN CEMAS, titik. Simpel kan? wkwk
Ya maksudnya, ga dengan diem doang dong. Jangan cemas juga perlu diusahakan. Setiap orang aku rasa punya caranya sendiri untuk terhindar dari kecemasan, mulai dari:
1) melakukan hal-hal yang menjadi hobi atau menyenangkan baginya, seperti mendengarkan musik, olahraga, main games; ataupun
2) curhat ke teman atau keluarganya yang membuatnya nyaman.
Tapi selain itu, perlu dicermati dengan seksama, bahwa gangguan ini muncul didasari oleh jiwa kita. Ketidaknyamanan jasmani berasal dari pikiran kita, kecemasan dan ketakutan kita. atau bisa kita sebut karena persepsi kita pada diri dan juga pandemi ini sendiri.
Upaya pencegahannya, bisa dengan kita melaksanakan arahan pemerintah seperti physical distancing ataupun menerapkan pola hidup sehat. Karena KEPASTIAN itu sepenting itu mabro, bagaimana kita merasa bahwa diri kita pasti terhindar karena sudah melakukan upaya yang menyehatkan dan mengamankan itu menstimulus otak kita yang membuat diri kita bisa lebih tenang. So, don't be stupid with your 'barbar' lifestyle in this condition, guys! :)
Eh, tapi ini udah kerasa gejala fisik tapi ragu gejala corona/bukan ya. Gimana nih?
Sama seperti sebelumnya, kuncinya JANGAN PANIK guys!
Coba pastikan dahulu bahwa gejala fisik ini benar berasal dari pikiranmu sendiri, bukan dari virus yang kau khawatirkan itu. Perhatikan kembali dan pantau perkembangan apakah gejalamu dan gejala pasien terinspeksi itu memang sama/tidak, dari sumber yang tepat dan terpercaya.
Jika sama, ada baiknya kamu segera membantu bantuan tenaga kesehatan.
Jika masih meragukan atau bahkan tidak mendekati, penting untuk kamu menenangkan pikiranmu dan mencoba mengalihkan kepada aktivitas yang kamu senangi atau berkomunikasi dengan seseorang yang membuatmu nyaman. Karena PENERIMAAN atas kondisi diri sebagai suatu kewajaran akan menghapus kekhawatiran belum jelas yang kian berdatangan. 'Penerimaan' pula membangkitkan persepsi kita bahwa gejala fisik yang timbul akan cepat hilang di saat kita dapat tenang. So, don't be panic! Don't worry, keep calm, slowly but sure.
Terakhir, Don't lose your positive thinking! Be optimistic!
Percaya bahwa wabah ini akan berhenti tidak lama lagi, dan kita dapat beraktivitas lagi seperti semula guys, bersua, bercanda ria dengan sanak saudara dan rekan sejawat.
Allah tidak akan membebani ujian kepada suatu kaum melebihi kapasitas kaum tersebut.
Kita bisa melaluinya!
Tapi ingat juga, bahwa Allah tidak akan merubah situasi suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha. Jadi, tetap cerdas, bersama meredakan persebaran virus ini ya.. Hehe..

Komentar
Posting Komentar